SOLO Taxonomy, yang merupakan singkatan dari Structure of Observed Learning Outcome, adalah model yang mengklasifikasikan hasil pembelajaran berdasarkan kompleksitasnya. Ini membantu dalam menilai kualitas pekerjaan siswa, bukan hanya berapa banyak informasi yang mereka ingat.
Berikut adalah tingkatan dalam SOLO Taxonomy:
- Prestructural: Pembelajar kehilangan inti dari apa yang diajarkan.
- Unistructural: Respon didasarkan pada satu poin.
- Multistructural: Respon dengan beberapa poin yang tidak berhubungan.
- Relational: Poin-poin disajikan dalam jawaban yang terkait secara logis.
- Extended Abstract: Menunjukkan pemahaman abstrak dan mendalam melalui perluasan yang tidak terduga.
SOLO Taxonomy tidak hanya berguna dalam penilaian, tetapi juga dalam merancang kurikulum dengan menentukan tingkat hasil pembelajaran yang diinginkan. Ini juga dapat membantu dalam mengimplementasikan constructive alignment. Dalam constructive alignment, hasil pembelajaran yang diinginkan harus selaras dengan kegiatan pembelajaran dan metode penilaian.
SOLO Taxonomy dikembangkan oleh John Biggs dan Kevin Collis pada tahun 1982. Model ini muncul setelah mengklasifikasikan pemikiran siswa di berbagai usia dan mata pelajaran. Seiring perkembangan pemikiran, siswa beralih dari pemikiran berbasis pengetahuan faktual ke pemikiran konseptual dan abstrak.
Model ini juga mendukung "struktur pengetahuan" Lynn Erickson, yang menunjukkan bagaimana konsep dan pengetahuan berinteraksi untuk membantu siswa membentuk generalisasi utama. Untuk membentuk generalisasi utama, siswa harus mengumpulkan fakta dan pengetahuan sebelum dapat memproses informasi, membuat koneksi, mengkonseptualisasikan, dan mentransfer pemahaman mereka.
SOLO Taxonomy juga dapat menjelaskan mengapa argumen sederhana seringkali menang dalam perselisihan politik atau perkawinan. Dalam jangka pendek, argumen dengan kompleksitas rendah sering lebih efektif, meskipun tidak selalu rasional.
No comments:
Post a Comment